Istilah ‘Guru Pilih Kasih’ di Kalangan Siswa, Begini Komentar Yuika, Guru SMK Telekomunikasi Tunas Harapan

Istilah ‘guru pilih kasih’ mulai timbul di kalangan siswa. Yunika, selaku Guru Multimedia SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, ikut menaggapi hal tersebut.

Hal ini disampaikan Yunika melalui podcast di laman youtube SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, Telsa TV Channel (7/12/22). Yunika berpendapat bahwa tidak ada istilah ‘guru pilih kasih’. Sebisa mungkin, seorang guru menyamaratakan perilakunya terhadap semua siswa.

“Kalau dari segi guru sendiri, saya nggak pernah memilih kasih seorang murid. Ketika salah satu murid benar-benar pengen belajar, kita sebagai guru pasti juga termotivasi, ya kita kejar terus”, ujar Yunika

Yunika juga mengatakan bahwa perasaan tersebut tergantung dari diri siswanya lagi. Guru sendiri tidak pernah untuk pilih kasih dalam memperilakukan siswanya.

Siswa biasanya merasakan hal ini dalam  bidang prestasi. Lebih tepatnya perbedaan kasih sayang terhadap siswa yang berprestasi dengan yang prestasinya kurang. Harusnya, dari siswa sendiri bisa menunjukkan ketertarikannya di suatu bidang agar guru bisa ikut membantu. Dengan kata lain, siswa mungkin bisa lebih agresif terhadap ilmu yang ingin didapatkannya secara lebih. Untuk itu, guru bisa dengan semangat juga membimbing siswanya.

Selama bersekolah, Yunika sendiri tidak merasa adanya pilih kasih tersebut. Ia juga semampunya bersikap adil untuk semua muridnya. Walaupun dari salah satu muridnya ada yang sudah paham akan suatu materi, namun yang lainnya belum, Yunika akan tetap mengulang materi itu. Setiap anak pastinya memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda.

“Saya harus bisa merangkul semua anak”, ujar Yunika.

Terakhir, Yunita berharap untuk guru seluruh Indonesia agar tidak pilih kasih atau memfavoritkan satu siswa saja. Hal itu disampaikan juga atas dasar semua anak juga mempunya hak dan kecerdesannya masing-masing.  (fi)