Jurusan Multimedia SMK N 1 Barabai Siap Mendukung Kompetensi Siswa

Kompetensi keahlian Multimedia atau yang biasa dikenal dengan MM merupakan salah satu kompetensi keahlian SMK N 1 Barabai, Kalimantan Tengah. Kompetensi ini pertama kali dibuka pada 2005, dengan latar belakang dibukanya kompetensi ini adalah karena kemajuan teknologi yang begitu pesat terutama dalam dunia desain grafis, media interaktif, animasi, fotografi, dan videografi.

SMK N 1 Barabai membuka kompetensi keahlian Multimedia dengan tujuan membangun daerah dan kearifan lokal khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pada kompetensi ini, siswa akan memperolehh pengetahuan dan keterampilan mengenai Hardware (perangkat keras) mulai dari perakitan hingga instalasi komputer, serta mengenal software (perangkat lunak) komputer, khususnya keterampilan dalam penggunaan aplikasi multimedia, mulai dari aplikasi desain grafis, animasi dan video, hingga menjadi satu produk multimedia.

Dalam kompetensi ini juga terdapat program Praktik Kerja Industri (Prakerin)/ Praktik Kerja Lapnagan (PKL), dimana siswa dibekali pengalaman atau terjun langsung dalam dunia kerja/industri agar nantinya setelah lulus sduah mempunyai gambaran tentang dunia usaha/industri dan siap bersaing.

Muhammad Robi Adhayuda, siswa kelas 12 Multimedia SMK N 1 Barabai membagikan pengalamannya magang melalui kanal YouTube SKABA TV (02/03/23).

“Waktu itu magangnya di Percetakan Restu Ibu, di Kandangan, selama tiga bulan,” sebut Robi.

Selama magang tiga bulan itu, Robi bercerita setiap harinya ia mendesain pesanan pelanggan, finishing, hingga membantu jika ada kegiatan, seperti membantu memasang spanduk.

Robi juga bercerita pernah merasakan kendala selama magang. “Waktu selesai mendesain kan, desain itu di impor ke komputer cetak buat jadi spanduk, tapi waktu itu lupa di impor ke belakang, jadi desainnya nggak dibuat-buat, sampai pelanggannya complain.”

Hal ini yang kemudian menjadikan Robi menitipkan pesan pada adik-adik kelasnya agar lebih teliti lagi. “Khususnya magang percetakan, harus lebih teliti lagi. Mungkin bagian finishing, cutting, itu terkesan mudah. Tapi tetap harus teliti karena itu kan punya pelanggan. Kalau sampai produknya gagal, yang rugi kan juga pihak percetakan.” (nai)