Kelas XII Kuliner 3 SMK N 6 Yogyakarta Selenggarakan Pembelajaran Praktik Mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Senin (23/1/2023) Kelas 12 Kuliner 3 SMK N 6 Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan pembelajaran praktik mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Wujud dari kegiatan tersebut adalah membuka resto.

Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bentuk dalam mewujudkan goals tuntutan kompetensi siswa kelas 12 untuk mampu mengelola usaha boga.

Siswa yang terlibat sebelumnya sudah dibimbing untuk menyusun planning, analisis swot, hingga membuat BMC (Bisnis Model Canvas). Untuk mempersiapkan kegiatan tersebut, siswa diberi waktu kurang lebih selama dua minggu.

“Mereka membentuk struktur organisasi untuk pembagian tugas dan jobdesk. Mulai dari manajer, purchasing, keuangan, marketing, hingga administrasi. Semuanya itu dibagi habis dalam satu kelas,” ucap Dwi Asih, guru mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan saat diwawancara ristanmedia.co.id pada (23/1/2023).

Dwi melanjutkan, setelah susunan program dan struktur dari siswa lengkap, siswa berkonsultasi pada guru pengampu untuk dikontrol. Dalam kegiatan tersebut siswa diberi tanggung jawab untuk membawa minimal tiga orang sebagai konsumen atau tamu untuk datang ke resto membeli hidangan. “Tiga orang itu nilainya baru KKM. Jika lebih akan ada nilai tambahan,” ucap Dwi.

Usai kegiatan selesai. Siswa yang bertugas di kasir akan menghitung pemasukan omset yang terjadi. Dwi mengatakan dengan demikian siswa menjadi tahu, bagaimana langkah-langkah membuka usaha hingga keuntungan yang seharusnya diperoleh.

“Misalnya tidak menghasilkan laba, tentu akan dievaluasi. Mungkin tempat belanjanya salah. Lalu mahal, tidak bisa menawar. Kalkulasi harga tidak tepat, harga yang dijual terlalu murah dan sebagainya,” terang Dwi.

Pada dasarnya penilaian mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan berdasarkan omset. Kegiatan tersebut berlangsung dari 11.00 hingga 15.00. Tamu atau pengunjung datang pada rentang waktu tersebut.

“Harapannya siswa mampu berlatih untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri, sebab mereka sudah pengalaman, planning, purchasing. Mereka sudah berlatih manajemen waktu dan kerja dengan segala potensi yang mereka punya,” tutup Dwi. (RDA)