Mantan Kepala SMK Penerbangan Angkasa Malang Bagi Tips Semangat Meraih Cita-Cita

SMK Penerbangan Angkasa Malang merupakan sekolah kejuruan yang mengkhususkan keahlian kompetensi pada bidang teknologi penerbangan. Melalui segmen Angkasa Podcast Malang yang diunggah dalma kanal YouTube @angkasapodcastmalang7251 (06/12/22), Letkol Teknik Dzulkifli Efendi, mantan Kepala SMK Penerbangan Angkasa Malang berbagi pengalamannya hingga saat ini bisa menjabat sebagai Komandan Sathar di Lanud Abdurachman Salleh Malang.

“Saya dari kecil punya idola, yaitu B.J. Habibie. Saya mau suatu saat nanti jadi orang seperti beliau. Sejak itu, dari SD sampai SMA cita-cita selalu sama, yaitu jadi teknisi pesawat terbang,” cerita Dzulkifli.

Selanjutnya, ia menceritakan setelah lulus SMA bisa mendapat kesempatan masuk akademi angkatan udara. Dzulkifli mengaku berada di dua sisi, yang mana ia ingin menjadi teknisi namun juga ingin menjadi seorang abdi negara sebagai tentara.

“Alhamdulillah, ternyata secara takdir dari Allah saya bisa jadi keduanya. Ini semua juga tidak terlepas dari usaha saya sejak kecil yang sudah fokus belajar,” ungkap Dzulkifli.

Menurutnya, penting sekali untuk memiliki tujuan dalam hidup agar apa yang dikerjaan saat ini lebih tertata dan punya target yang jelas.

“Kita harus punya cita-cita. Bagaimana cara meraih cita-cita kita itu? Ya kita harus fokus. Fokus berjuang, berusaha keras bagaimanapun caranya agar bisa meraih cita-cita itu. Jadi jangan ogah-ogahan. Penting sekali menjaga fokus,” ujar Dzulkifli.

Selain punya cita-cita dan menjaga spirit fokus berjuang tadi, Dzulkifli juga menyebutkan bahwa penting untuk tidak tinggal di zona nyaman saja.

“Kalau kamu pilih sukses, ya kamu jangan di zona nyaman. Kalau kamu terlalu di zona nyaman, maka kamu akan lemah.”

Dzulkifli menceritakan pengalaman semasa ia sekolah dulu ketika tidak memiliki seperangkat fasilitas pendukung seperti kendaraan sebagai transportasi dan telepon yang bisa digunakan untuk mengakses internet. Meski mendapat kendala, Dzulkifli mengaku tidak patah semangat dan tetap memperjuangkan cita-citanya menjadi seorang teknisi pesawat terbang sekaligus tentara.

“Pemikiran saya; ketika saya sudah berjuang, maka harus dituntaskan perjuangan itu. Jangan malah berjuang lalu di tengah-tengah semuanya kendur. Iya, saya menyadari ada masa dimana semangat itu luntur. Nah, cari sesuatu yang bisa jadi penyemangat. Contohnya ya itu tadi, punya cita-cita. Jadi kamu akan tahu, sebenarnya perjuangan kamu akan dibawa ke goals yang mana.” (nai)