Karena masa libur yang terlalu lama, Arman Maulana memilih untuk berjualan. Siswa SMK 9 Garut itu berjualan sebab ingin memiliki uang jajan lebih.
Arman berbagi kisah berjualannya di Podcast Anak Sekolah pada (13/02). Arman bercerita awalnya ia ditawari salah satu pedagang kantin untuk berjualan gorengan.
Pemuda itu mengaku sempat merasa minder. “Pertama pas mau jualan takut, sih. Takut nggak laku, terus banyak juga yang meledek. Tapi ya itu resiko yang harus saya dapatkan,”
Arman juga mengaku sempat menunda selama satu minggu untuk mengiyakan tawaran pedagang kantin tersebut. Setelah memikirkannya dengan matang, Arman setuju berdagang gorengan namun dengan syarat barangnya jangan terlalu banyak.
“Selain diledek, ada juga yang nanyain doang dan nggak beli, bahkan ada yang beli lima ngakunya cuma satu,” cerita Arman sambil tertawa.
Keuntungan pertama yang ia dapatkan dari berjualan gorengan sejumlah Rp.4.000-. Namun seiring berjalan waktu, Arman mengaku bisa mendapatkan omzet hingga Rp.400.000 dalam sehari. Hal itu dikarenakan saat pandemi, kantin di sekolah tutup.
Berjualan di sekolah tidak begitu menghambat kegiatan pembelajarannya. Arman mengaku ia berjualan di masa pandemi, dimana pembelajaran di sekolah belum efektif, sehingga ia bisa belajar lalu kemudian berkeliling sekolah mendagangkan gorengannya.
Melihat Arman yang bisa mendapat omzet ratusan ribu dari berdagang gorengan, banyak teman-temannya yang kemudian mencoba berjualan seperti dirinya. “Saya sih, nggak mengira banyak yang termotivasi untuk berdagang seperti saya. ‘Kan saya awalnya diledek.”
Selain karena ingin mendapat uang jajan lebih banyak, Arman mengaku dirinya ingin membuktikan ucapan orang tuanya bahwa mencari uang itu susah. (nai)
Kendaraan listrik merupakan transportasi masa depan yang harus menjadi pilihan agar udara kota tetap bersih dan ramah lingkungan. Hal ini membuat banyak perusahaan otomotif berlomba untuk membuat kendaraan listrik. Selain memicu brand otomotif untuk menghadirkan motor listrik baru, para siswa SMK pun berlomba-lomba untuk membuat…
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah sebuah organisasi resmi satu-satunya di sekolah yang diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sejak 21 Maret 1970. Organisasi ini memiliki peran sebagai penggerak siswa untuk aktif berkontribusi di sekolah. Selain itu, juga untuk membina dan…
Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa, yaitu membaca dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca tulis merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas. Budaya literasi tentunya sangat…
Pendidikan dipandang sebagai hal yang paling pokok dalam hidup ini yang sekaligus keberhasilannya menjadi kunci dasar dalam membuka pintu kebijakan manusia. Salah satunya adalah pendidikan Vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kemajuan pendidikan Vokasi diharapkan dapat memberikan input yang bagus untuk kemajuan Indonesia. Seperti dibentuknya…