SMK N 13 Bandung Memperingati Hari Guru, Tita; “Jadi Guru itu Sama Halnya jadi Orang Tua”

Masih dalam rangka memperingati Hari Guru, Podcast PODLUBER Spesial Hari Guru dalam Kanal Youtube Official SMK N 13 Bandung (26/11/22) menampilkan satu guru lagi selain Andang Sunandar, yaitu Tita Heriyati yang sudah mengajar di SMK N 13 Bandung sejak tahun 1994.

Tita menyampaikan bahwa ia mengenal cukup lama SMK N 13 Bandung sebab dulunya ia mendaftar sebagai siswa di sekolah tersebut.

“Saya dulu mendaftar sebagai siswa di sekolah ini. Tapi zaman saya dulu nama sekolahnya masih Analis Kimia ITB. Satu tahun kemudian baru di akusisi sama Kemendikbud. Kimia Analis ITB kemudian berubah nama jadi SMT Kimia Analis Kota Bandung,” cerita Tita.

Guru yang menjadi wakil kepala bidang Kurikulum tersebut menyebutkan pada awalnya ia menjadi guru pengajar Kimia Dasar untuk kelas 10. Seiring perjalanan waktu ia sempat menggantikan salah satu guru di pelajaran Kimia Fisik, setelah itu mulai sering mengajar di mata pelajaran dasar program keahlian di kelas 10.

Sama seperti Andang, Tita mengatakan bahwa awalnya ia pun tidak ingin menjadi guru. Namun garis takdir malah menjadikannya sebagai guru.

“Prinsipnya menjadi guru itu sama seperti halnya jadi orang tua, tempatnya saja yang beda. Dimana kita mengganti posisi orang tua di sekolah. Sebagai guru, kita harus bisa dekat dengan siswa, membuat mereka nyaman seolah-olah sedang bersama orang tuanya,” ujar Tita.

Dalam pandangan Tita, kondisi siswa itu adalah kondisi remaja yang mana belum sepenuhnya bisa mengapresiasi diri, masih bingung menentukan jati diri, dan sering mengalami perasaan galau.

“Kalau sebagai guru kita hanya sebatas mentransfer ilmu saja, jelas itu kurang. Kita sebagai guru harus bisa bertindak jadi orang tuanya, agar ketika siswa merasa galau, ada permasalahan, menemukan tempat untuk mencurahkan isi hatinya. Mungkin permasalahannya tidak langsung selesai, tapi setidaknya bebanya jadi terasa lebih ringan.”

Menurut Tita, dengan menjadi tempat berkeluh kesah siswa otomatis membuat siswa itu lebih rileks, percaya diri, sehingga mempengaruhi konsentrasi belajarnya. Hal ini selaras dengan tujuan sekolah yang ingin siswanya bisa menatap masa depan dengan baik serta mampu beradaptasi di lingkungan yang baru. (MNK)