Dalam pidatonya pada Pembukaan Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan Persyarikatan Muhammadiyah dalam memajukan kehidupan bangsa bukanlah akan, tetapi telah dan terus berkiprah satu abad lebih dalam lintasan pergerakannya melalui berbagai amal usaha dan dakwah kemasyarakatan.
“Dari pusat kota hingga desa dan pelosok-pelosok terjauh, Muhammadiyah tiada henti melayani negeri,” tutur Haedar dalam acara Pembukaan Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan Solo pada Sabtu (19/11) dilansir dari tvMU Channel.
Menurut Haedar, khidmat kebangsaan ini lahir tiada lain dari visi keislaman berwawasan nasionalisme inklusif yang dipedomani Muhammadiyah. Fungsi keislaman yang egaliter ini agar Indonesia makin berkemajuan di segala bidang kehidupan.
“Itulah bukti nyata bahwa Muhammadiyah ikut “berkeringat” dalam memajukan kehidupan bangsa!” tegas Haedar yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan dari penggembira yang hadir.
Lebih lanjut, Haedar mengatakan, ke depan perjuangan Indonesia semakin tidak ringan. Indonesia menghadapi arus globalisasi, modernisasi abad 21, revolusi teknologi informasi, serta perkembangan geoekonomi-politik global yang sangat dinamis dengan segala masalah dan tantangannya.
Kemudian Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah meyakini bahwa Indonesia sejatinya dapat menjadi negara yang maju, adil, dan makmur. Muhammadiyah percaya Indonesia dapat menyelesaikan masalah-masalah dan tantangan berat yang dihadapinya. Haedar mangatakan, optimisme ini lahir karena Indonesia memiliki sejumlah modal penting untuk menjadi negara besar seperti sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang potensial.
“Kuncinya mengurus Indonesia dengan baik dan benar, disertai perjuangan yang sungguh-sungguh dan kebersamaan dari semua pihak yakni pemerintah, warga negara, dan seluruh komponen bangsa,” terang Haedar.
Dalam pidatonya itu, Haedar Nashir juga menyinggung Pemila 2024, yang akan dihadapi oleh Indonesia.
“Para kontestan Pemilu 2024 agar memiliki obligasi moral yang tinggi untuk menjadi para pemimpin dan wakil rakyat berjiwa “Kesatria Pancasila”. Menjadi para negarawan yang mempraktikkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam berbangsa-bernegara di dunia nyata, sekaligus membawa Indonesia ke perwujudan cita-cita,” kata Haedar.
“Jangan terjebak pada optimisme maupun pesimisme berlebihan, tanpa perjuangan yang keras. Bersikaplah moderat dan berpikir dalam cakrawala luas melintas batas,” tegas Haedar. (RDA)
Kendaraan listrik merupakan transportasi masa depan yang harus menjadi pilihan agar udara kota tetap bersih dan ramah lingkungan. Hal ini membuat banyak perusahaan otomotif berlomba untuk membuat kendaraan listrik. Selain memicu brand otomotif untuk menghadirkan motor listrik baru, para siswa SMK pun berlomba-lomba untuk membuat…
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah sebuah organisasi resmi satu-satunya di sekolah yang diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sejak 21 Maret 1970. Organisasi ini memiliki peran sebagai penggerak siswa untuk aktif berkontribusi di sekolah. Selain itu, juga untuk membina dan…
Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa, yaitu membaca dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca tulis merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas. Budaya literasi tentunya sangat…
Pendidikan dipandang sebagai hal yang paling pokok dalam hidup ini yang sekaligus keberhasilannya menjadi kunci dasar dalam membuka pintu kebijakan manusia. Salah satunya adalah pendidikan Vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kemajuan pendidikan Vokasi diharapkan dapat memberikan input yang bagus untuk kemajuan Indonesia. Seperti dibentuknya…
2 thoughts on “Ucapan Haedar Nashir pada Pembukaan Muktamar dan Aisyiyah ke-48”