4 Manfaat Revitalisasi SMK

Apakah kalian tahu terkait revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)? Dalam intruksi presiden No 9 tahun 2016 terkait revitalisasi SMK yang menuntut agar lulusan SMK bisa masuk pada dunia industri kreatif, ekenomi kreatif, dan bidang seni.

Revitalisasi digagas karena banyaknya lulusan SMK yang tidak cepat terserap dalam industri. Bisa dibilang, setelah lulus siswa tidak melakukan apa-apa atau hanya berdiam di rumah saja. Hal tersebut akan menambah angka pengangguran yang ada di Indonesia. Sehingga lulusan SMK juga menjadi penyumbang angka kemiskinan di Indonesia.

Maka dari itu, revitalisasi SMK dicetuskan agar lulusan SMK memiliki kualitas mutu yang baik. Sehingga industri tidak akan ragu untuk memberdayakan lulusan SMK. Oleh sebab itu, revitalisasi SMK sangat penting terutama untuk meningkatkan kompetensi siswa, sekolah, dan guru. Selain itu, adapun manfaat dari revitalisai sekolah.

1. Sinkronisasi Kurikulum SMK dengan Industri

Kurikulum standar SMK masih teralu kaku kalau selalu merujuk pada apa yang telah disediakan. Implementasi kurikulum standar sekolah tidak mudah dipahami dan siswa cenderung kebingungan ketika magang atau PKL di industri. Oleh karenanya, revitalisasi sekolah cukup membantu SMK dalam sinkronisasi kurikulum sekolah dengan industri. Sehingga siswa ketika terjun ke lapangan buat magang atau PKL tidak kebingungan lagi atau gagap sama alat oprasional di industri.

2. Kerja Sama SMK dengan Industri

Kerja sama SMK dengan dunia industri sangat penting untuk dilaksanakan. Mengingat setiap tahunnya satu sekolah meluluskan ratusan siswa yang siap kerja. Tidak banyak lulusan SMK yang lulus untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Hampir 75 persen, lulusan SMK memilih untuk kerja. Sedangkan lapangan pekerjaan terbatas dan persaingannya sangat ketat. Karena pesaing lulusan SMK tidak hanya sama sesama SMK, melainkan dari perguruan tinggi. Maka program revitalisasi SMK mengajak sekolah untuk melaksanakan kerja sama antara sekolah dengan dunia industri. Jalinan kerja sama bisa dengan singkronisasi kurikulum, progam magang guru, PKL siswa, dan mendataangkan tanaga ahli untuk memberikan pengetahuan seputar dunia industri.

3. Peningkatan Mutu Guru dan Siswa

Dalam jalinan kerja sama sekolah dengan industri, pasti ada program magang guru dan PKL siswa. Magang guru dilakukan demi mengenalkan sekaligus menambah keahlian dan pengetahuan guru seputar dunia industri. Kurang lebih sebulan guru magang di industri. Manfaat waktu sebulan itu sangat banyak sekali ketika guru selesai dan meneruskan ilmu yang didapat ke siswa-siswinya. Jadi secara tidak langsung, peningkatan mutu guru akan meningkatkan mutu siswa juga. Terlebih saat siswa menjalankan magang atau PKL di dunia industri. Mereka tidak akan kaku untuk mengoprasikan alat oprasional di dunia industri. Sebab di sekolah mereka sudah diajarkan.

4. Lulusan SMK tidak Menjadi Donatur Angka Pengangguan di Indonesia

Anggapan kalau setiap tahun lulusan SMK menjadi penyumbang angka pengangguran di Indonesia cukup memprihatinkan. Tentu pemerintah tidak diam untuk menyelesaikan problematika yang ada. Salah satu langkah konkret pemerintah ialah program revitalisasi SMK. Hal tersebut memberi dampak positif untuk sekolah dan alumni. Pasalnya, tercatat pada Februari 2016 angka partisipasi kerja lulusan SMK hanya 12,37 juta. Numun dalam kurun waktu dua tahun tepatnya di Februari 2018, angka partispasi kerja lulusan SMK meningkat menjadi 14,54 juta. Seiring peningkatan partisipasi kerja lulusan SMK, maka tingkat pengangguran di Indonesia juga makin menurun.